Rabu, 11 Mei 2011

"Smesh", Persembahan Kudus untuk Bangsa



KUDUS, KOMPAS.com--Sebagai bentuk apresiasi terhadap prestasi yang diukir oleh para pebulutangkis Indonesia, Djarum Foundation melalui program Djarum Apresiasi Budaya meresmikan Sculpture "Super Smash" di depan GOR Bulutangkis Djarum di Desa Jati, Kudus, Jawa tengah pada Kamis (3/3) malam.

"Super Smash" merupakan sebuah monumen karya Rudi Mantovani yang terdiri dari patung seorang atlet yang sedang melakukan smash. Figur atlet tersebut berdiri di atas konstruksi bola dunia. Tinggi monumen mencapai 8 meter dari permukaan tanah dan ditempatkan di atas kolam sedalam 60 cm dengan dasar batu andesit. Terbuat berbahan perunggu tersebut dikerjakan oleh Rudi bersama timnya yang berjumlah sepuluh orang selama enam bulan.

Menurut Victor Rahmat Hartono selaku Presiden Direktur Djarum Foundation di depan wartawan di Kudus, Sculpture Super Smash merupakan cerminan kebanggaan, semangat dan cita-cita. Kebanggaan terhadap prestasi, semangat untuk terus berproses dan cita-cita besar demi kemajuan Indonesia. "Dengan adanya monumen ini,selain menjadi perwujudan kebanggan terhadap prestasi dibidang bulutangkis juga diharapkan akan mampu memberikan inspirasi kepada generasi selanjutnya untuk terus menerus berjuang dan bekerja keras dalam meraih prestasi dan berusaha turut mengharumkan nama bangsa Indonesia."

Menurut Direktur Program Bakti Budaya Djarum Foundation, Renitasari, meski secara visual sculpture bertema "Super Smash", namun secara tersirat visi yang ingin disampaikan jauh lebih besar dan luas. Sebab dari pusat pelatihan bulutangkis yang diselenggarakan oleh perusahaan rokok yang berpusat di Kudus itu, telah lahir bunga-bunga bangsa yang turut mengharumkan nama republik ini ke seluruh dunia.

Acara yang dipandu oleh seniman Butet Kertarajasa itu dihadiri oleh beberapa pebulutangkis senior gemblengan PB Djarum yang pernah menjuarai beberapa event bulutangkis tingkat dunia. Sebutlah, Alan Budikusuma, Haryanto Arbi, Sigit Budiarto, Maria Kristin.

Victor mengungkap, setelah peresmian "Super Smash", pihak Djarum juga akan membuat empat monumen lainnya yang akan menghiasi beberapa titik di kota Kudus. Monumen-monumen tersebut tentu saja mengandung spirit membangun dan diharapkan akan menjadi inspirasi bagi warga Kudus khususnya, dan para pendatang yang mengunjungi "Kota Kretek" itu.

Sumber: Kompas, Jum'at 4 Maret 2011

Permahi Kudus Tolak Hypermart


KUDUS, KOMPAS.Com - Persatuan Mahasiswa Hukum Indonesia (Permahi) Kabupaten Kudus, menolak pembangunan Hypermart di dekat Tugu Identitas dan Pasar Bitingan.

Mereka menilai pembangunan itu bakal mengaburkan keberadaan Tugu Identitas dan mengurangi pendapatan pedagang pasar tradisional.

Sebagai bentuk protes, Rabu (4/5), para mahasiswa mendirikan tenda keprihatinan di seberang Matahari Plaza Kudus. Mereka berencana menginap dua malam, untuk menggalang tanda tangan masyarakat.
Mereka juga menggelar aksi tutup mulut, sebagai bentuk sindiran kepada pemerintah yang tidak mengajak masyarakat berdialog tentang pengambilan kebijakan pembangunan Hypermart.

"Kami akan mengumpulkan 1.000 tanda tangan masyarakat. Sementara ini, kami telah memperoleh 130 tanda tangan pedagang Pasar Bitingan," kata Ketua DPC Permahi Kabupaten Kudus, Ahmad Fatkhul Azis.

Azis menilai, pembangunan Hypermart itu tidak tepat lantaran bakal menutupi Tugu Identias Kudus, mengurangi ruang terbuka hijau di tengah kota, dan mematikan pedagang pasar tradisonal. Untuk itu, Permahi meminta Bupati Kudus, Musthofa, mengkaji kembali kebijakan pembangunan Hypermart itu.

Pengkajian itu harus disertai dialog yang melibatkan pedagang pasar tradisional, pakar tata kota, dan perwakilan mahasiswa. Selain itu, Permahi meminta DPRD mengambil langkah-langkah strategis terhadap kebijakan yang meresahkan para pedagang kecil itu.

Permahi berkomitmen mengawal kebijakan itu hingga dikoreksi atau ditinjau kembali. "Kami tidak ingin Hypermart dibangun dengan mengorbankan ruang terbuka hijau dan para pedagang pasar tradisional," tegas Azis.

Rencananya, Hypermart tiga lantai di lokasi taman dekat Tugu Identitas Kudus dengan luas bangunan 9.000,99 meter persegi akan dibangun mulai Mei 2011. Lokasi itu berjarak sekitar 200 meter dari Pasar Bitingan.

Kepala Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu Kabupaten Kudus, Yuli Kasiyanto, mengemukakan, perizinan dan kajian pembangunan Hypermart sudah lengkap, mulai dari analisis dampak lingkungan, rencana tata ruang wilayah, dan tenaga kerjanya. Dialog dengan perwakilan masyarakat, terutama desa terdekat, telah dilakukan.

"Investor juga telah berkomitmen tidak akan menghilangkan Tugu Identitas Kudus, bahkan bakal memperindah kawasan itu dan melengkapinya dengan sarana-prasarana teknologi informasi," kata Yuli.

Sumber: Kompas, Rabu 11 Mei 2011

Bahasa Indonesia Jadi Bahasa ASEAN?

Oleh Panji Pratama
KOMPAS.com — Wacana agar mendorong bahasa Indonesia menjadi bahasa ASEAN kembali mengemuka dalam perhelatan Konferensi Tingkat Tinggi Perhimpunan Bangsa-bangsa Asia Tenggara itu tahun ini.

Melalui sejumlah wawancara terpisah di beberapa tempat, Jumat (6/5/2011), Antara menanyakan tentang harapan masyarakat dalam momentum keketuaan ASEAN Indonesia tahun ini, terutama tentang perwujudan semboyan "satu visi, satu identitas, dan satu komunitas".

"Indonesia kan sedang menjadi Ketua ASEAN tahun ini, makanya harus bisa memanfaatkan momentum tersebut untuk mengusung bahasa Indonesia menjadi bahasa ASEAN," kata seorang pensiunan pegawai negeri sipil, Mahmud Rustam (62), ketika diwawancarai oleh Antara, Jumat.

Mahmud mengakui akan adanya kendala dalam menerapkan bahasa Indonesia sebagai identitas ASEAN itu karena perbedaan latar belakang sosial dan budaya masyarakat ASEAN. Namun, hal itu tetap harus diupayakan untuk mewujudkan hubungan antarmasyarakat ASEAN setelah terbentuknya Komunitas ASEAN 2015.

Mahmud yang mengaku belum pernah mendengar konsep Komunitas ASEAN 2015 itu berharap, kelompok regional Asia Tenggara itu akan lebih mengutamakan kerja sama ekonomi daripada dua pilar lainnya, sosial budaya serta politik, pertahanan, dan keamanan.

"Saat ini yang terpenting adalah menyejahterakan rakyat melalui ekonomi yang kuat. Keamanan dan sosial itu bisa menyusul," kata Mahmud.

Senada dengan harapan itu, seorang pegawai negeri sipil yang bekerja di Jakarta, Yuwono Ario (24), mengatakan bahwa bahasa Indonesia dapat digunakan sebagai bahasa ASEAN karena digunakan oleh lebih dari sepertiga penduduk ASEAN.

"Kalau dilihat dari jumlah populasinya, Indonesia kan populasinya lebih dari sepertiga total populasi negara-negara ASEAN," kata Yuwono ketika dijumpai seusai bekerja, Jumat.

Yuwono menyarankan ASEAN harus menggeser peran ke arah ekonomi sehingga mampu menghadapi geliat raksasa ekonomi China yang melakukan penetrasi secara besar-besaran, terutama ke wilayah Asia Tenggara.
"Sebaiknya peran ASEAN bergeser ke arah ekonomi, bersatu untuk menghadapi gempuran dari China dan melakukan pemerataan kesejahteraan terhadap seluruh negara anggotanya," kata Yuwono.

Seorang karyawati perusahaan swasta di Jakarta, Dinda Saraswati (29), juga setuju jika bahasa Indonesia menjadi bahasa ASEAN karena akan menambah kebanggaan tersendiri bagi rakyat Indonesia.

"Mungkin dengan bahasa Indonesia menjadi bahasa ASEAN, warga negaranya bisa lebih menghargai bahasa Indonesia, dan kita jadi bangga menggunakan bahasa yang dipakai di seluruh ASEAN," katanya.

Dinda juga mengemukakan pendapat tentang perlunya menciptakan satu mata uang bersama bagi negara ASEAN sehingga setiap negara memiliki standar yang sama.

Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Marzuki Alie sempat mengusulkan agar bahasa Indonesia dijadikan salah satu bahasa resmi yang digunakan dalam pertemuan-pertemuan negara ASEAN dalam sesi pleno pertama Sidang Umum ke-31 ASEAN Inter Parliamentary Assembly (AIPA) di Hanoi, Vietnam, 21 September 2010.

"Penggunaan bahasa Indonesia akan membuka kesempatan kepada bahasa lain untuk menjadi bahasa kerja dalam AIPA," kata Marzuki pada saat itu.

Usul mengenai penggunaan bahasa Indonesia dalam sidang-sidang AIPA telah mengemuka sejak awal kedatangan delegasi DPR RI ke Hanoi, Vietnam.

Pada 20 September lalu, dalam pertemuan Komite Eksekutif AIPA, Indonesia telah menyampaikan usulannya untuk mengamandemen Statuta AIPA agar bahasa Indonesia masuk dalam bahasa kerja AIPA selain bahasa Inggris.

Namun, seorang mahasiswa S2 salah satu perguruan tinggi negeri di Bandung, Arisman Muhammad (24), cenderung melihat tidak adanya sebuah identitas yang dapat menunjang integritas, termasuk satu bahasa tunggal. Ini karena budaya negara anggota ASEAN memiliki karakter yang unik.

"Secara ekonomi, Malaysia dan Singapura jauh lebih unggul. Dari segi pandangan politik, ada negara yang memiliki perbedaan dengan yang lainnya sehingga identitas tunggal akan sulit tercapai," katanya.
Pada sejarahnya, Indonesia sendiri menetapkan bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional guna mempersatukan beraneka bahasa yang berasal dari beragam suku bangsa di seluruh Tanah Air.

Menurut seorang pejabat Kementerian Luar Negeri Indonesia, Andri Hadi, saat ini ada 45 negara yang mengajarkan bahasa Indonesia, antara lain Australia, Amerika, Kanada, dan Vietnam.
Mengambil contoh Australia, pejabat itu menjelaskan, bahkan di Australia bahasa Indonesia menjadi bahasa populer keempat.

"Ada sekitar 500 sekolah mengajarkan Bahasa Indonesia sehingga anak-anak kelas VI sekolah dasar sudah ada yang bisa berbahasa Indonesia," kata Andri beberapa waktu lalu.

Sementara itu, di Vietnam, Pemerintah Daerah Ho Chi Minh City telah mengumumkan bahasa Indonesia sebagai bahasa kedua secara resmi pada bulan Desember 2007.

"Bahasa Indonesia sejajar dengan bahasa Inggris, Perancis, dan Jepang sebagai bahasa kedua yang diprioritaskan," kata Konsul Jenderal RI di Ho Chi Minh City untuk periode 2007-2008, Irdamis Ahmad, beberapa waktu setelah peresmian itu. Vietnam merupakan anggota ASEAN pertama yang menetapkan bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi kedua di negaranya.

Momentum Indonesia sebagai Ketua ASEAN terbukti menyimpan harapan sebagian masyarakat agar dapat mendorong penggunaan bahasa Indonesia sebagai bahasa ASEAN.
Layakkah bahasa Indonesia menjadi bahasa ASEAN?

Sumber : ANT/Kompas, 11 Mei 2011

Antara Museum Kretek dan Kudus Kota Kretek


KOMPAS.com — MENCARI Museum Kretek, yang terletak di Desa Getaspejaten, Kecamatan Jati, Kabupaten Kudus, cukup mudah. Ketika memasuki wilayah administrasi Kabupaten Kudus dari arah Semarang, yaitu di perbatasan Kudus-Demak, tinggal mengikuti jalan raya-lurus ke depan sejauh sekitar dua kilometer.

Lalu ketika tiba di Kantor PLN Cabang Kudus, berbelok ke kanan sejauh 150 meter—tembus perempatan jalan. Nah di pojok perempatan itulah, Museum Kretek yang bangunannya berbentuk joglo—khas Jawa berada.

Museum yang konon satu-satunya di dunia, dibangun secara bertahap dengan peletakan batu pertama Gubernur Jawa Tengah, Ismail, 11 Desember 1984. Diresmikan Menteri Dalam Negeri Soepardjo Roestam pada 3 Oktober 1986, dengan biaya patungan dari Persatuan Perusahaan Rokok Kudus (PPRK) dengan Pemerintah Kabupaten Kudus.

Disebut sebagai museum kretek satu-satunya di dunia karena sejarah rokok kretek di Indonesia cikal-bakalnya berasal dari Kudus. Penemunya, menurut buku biografi singkat M Nitisemito, disebut Haji Djamhari, tetapi Ketua MUI, menyebut Haji Jamari, ada lagi yang menulis Jamahri dan Jumahri. Memang mirip satu sama lain, tetapi ke depan alangkah baiknya jika penulisan itu disepakati satu nama saja.

Meski ia sebagai penemu, tetapi justru Nitisemito, putra bungsu Haji Soelaeman, yang menjabat sebagai Lurah Desa Janggalan Kota Kudus, yang tercatat sebagai orang pertama yang mampu memproduksi rokok kretek dan mengembangkannya menjadi industri serta akhirnya dikenal sebagai Raja Kretek Indonesia.
Mengingat Haji Djamhari (menggunakan nama dari buku biografi singkat M Nitisemito), maka menurut pemerhati budaya asal Kudus, Djoko Herryanto, lahirnya industri rokok kretek Kudus pada 1870-1880.

Sedang Raja Kretek yang lahir 1863, baru membuka warungnya di sebelah barat sungai Gelis dan menjual rokok produksinya sendiri pada 1906. Rokok itu terbuat dari campuran tembakau dan cengkeh, dengan pembungkus daun jagung muda (klobot).

Seiring dengan kehadiran Haji Djamhari, Nitisemito, kemudian muncullah perusahaan rokok skala rumah tangga bagai jamur di musim hujan di Kudus, terutama di Kudus Kulon (Kota Kudus di sebelah barat Sungai Gelis).

Sejarah Haji Djamhari dan Nitisemito, hingga perkembangan industri rokok kretek di Kudus menjelang awal Oktober 1986 (termasuk berbagai benda bersejarah dari mesin tik, alat pemroses rokok tradisional, foto-foto, dan sebagainya) itulah yang menjadi inti dari isi Museum Kretek.

Guna menambah daya pikat pengunjung, di samping kiri museum agak ke depan didirikan rumah adat Kudus, meski tidak sebagus dan selengkap rumah adat Kudus yang dimiliki puluhan warga.

Selain masih dijumpai banyak kekurangan, tetapi menurut Djoko Herryanto, kehadiran Museum Kretek, mempertegas Kudus Kota Kretek. Ini bisa disejajarkan dengan Jakarta Kota Metropolitan, Jogjakarta Kota Pelajar, Pekalongan Kota Batik. Namun masih dibutuhkan perjuangan warga Kudus, pengusaha rokok, akademisi, dan Pemkab Kudus untuk membentuk image bahwa Kudus Kota Kretek mempunyai nilai strategis untuk mengangkat nama Indonesia sejajar dengan bangsa-bangsa lain di dunia.

Ia menambahkan, bila pengakuan resmi tingkat daerah, nasional, dan internasional mampu diwujudkan dalam bentuk simbiosis yang sempurna antara de jure dan de facto, tentulah akan menjadi suatu kebanggaan tersendiri bahwa di sinilah, di negeri Indonesia, budaya kretek kali pertama muncul. Semoga.

Sumber: Kompas, Rabu, 11 Mei 2009

Senin, 09 Mei 2011

Bordir Kudus Tembus Malaysia







KUDUS, KOMPAS.com - Produksi bordir industri rumah tangga di Kabupaten Kudus dan Rembang, Jawa Tengah, meningkat 25-30 persen. Pemasarannya bahkan mampu menembus Malaysia dan Timur Tengah meski masih melalui perantara.

Berdasarkan data Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, dan Usaha Mikro Kecil Menengah (Disperindagkop UMKM) Kabupaten Rembang, pada 2009 produksi bordir 302.175 kodi. Pada 2010, produksi bertambah menjadi 402.900 kodi.

Ada pun di Kudus, kenaikan produksi dan permintaan bordir diindikasikan dengan pengingkatan pendapatan para perajin bordir, terutama di Desa Padurenan, Kecamatan Gebog. Pada tahun-tahun sebelumnya, pendapatan bersih Rp 1 juta - Rp 2 juta per bulan, dan pada 2010 menjadi Rp 3 juta - Rp 5 juta per bulan.

Kepala Bidang Perindustrian Disperindagkop UMKM Kabupaten Rembang, Sudirman, Minggu (27/2/2011), mengatakan, produksi bordir meningkat dan permintaan pasar terpenuhi berkat penerapan teknologi. Dari tujuh pengusaha, tiga diantaranya telah mengunakan mesin bordir berbasis komputer.
"Setiap hari, mesin itu mampu memproduksi 300 potong bordir. Berkat teknologi itu pula, permintaan pasar lokal, bahkan pasar Malaysia dan Timur Tengah terpenuhi, terutama bordir untuk busana muslim," kata dia.

Menurut Sudirman, para pengusaha bordir itu mampu mengirim rata-rata 35.000 kodi per bulan ke Malaysia. Nilai ekspor bordir per bulan rata-rata Rp 50 juta.

Namun, Sudirman menyayangkan para pengusaha belum mampu mandiri mengekspor bordir ke Malaysia dan Timur Tengah. Saat ini ekspor ke Malaysia diperantarai orang Jakarta dan ke Timur Tengah orang Malaysia.

"Untuk itu, pemerintah akan berupaya memfasilitasi pengusaha bordir agar bisa bertemu langsung dengan eksportir melalui pameran-pameran kerajinan berskala nasional dan internasional," kata dia.
Secara terpisah, Kepala Desa Padurenan, Arif Chuzaimahtum, mengemukakan, pemasaran bordir memang telah menembus pasar Malaysia. Namun, hal itu masih terbatas bagi segelintir pengusaha yang mempunyai relasi di sana.

Pemerintah desa berharap ekspor itu dapat dilakukan pula pengusaha-pengusaha lain yang tergabung dalam koperasi bordir dan konveksi. Pasalnya, koperasi telah mempunyai mesin bordir berbasis komputer yang memungkinkan penambahan produksi atas permintaan pasar.

"Kami juga berharap Pemerintah Kabupaten Kudus turut membantu pengembangan pasar bordir baik di dalam maupun luar negeri," kata dia.

Pada 2010, Dinas Perindustrian, Koperasi, dan UMKM Kabupaten Kudus mencatat di Kudus terdapat 412 unit usaha bordir dengan tenaga kerja berjumlah 6.292 orang. Usaha itu mendukung 1.527 usaha pakaian jadi yang menyerap tenaga kerja sebanyak 24.578 orang.

Mendiknas: Pendidikan Gratis Harus Tahun Ini!

SEMARANG, KOMPAS.com — Menteri Pendidikan Nasional menegaskan kembali soal penyelenggaraan pendidikan gratis untuk tingkat SD-SMP negeri di seluruh Indonesia. Pendidikan gratis harus dilaksanakan tahun ini dan pelaksanaannya tidak harus seragam di tiap daerah.

Hal tersebut dikatakan oleh Mendiknas Bambang Sudibyo seusai Rapat Koordinasi Nasional Jaringan Penelitian dan Pengembangan Pendidikan 2009 di Semarang, Rabu (27/5). "Itu sudah diatur dalam UU APBN 2008, UU Sistem Pendidikan Nasional atau, ataupun UUD 1945," ujar Bambang.

Bambang mengatakan, dirinya sudah mengunjungi 10 kabupaten/kotamadya di Jawa Tengah. Dia mengakui, ke-10 kabupaten/kotamadya tersebut bahkan sudah melaksanakan pendidikan gratis sesuai versi masing-masing. Kesepuluh kabupaten/kota tersebut adalah Kudus, Jepara, Purwodadi, Kota Surakarta, Karanganyar, Sragen, Temanggung, Banjarnegara, Purbalingga, dan Banyumas.

"Pelaksanaan pendidikan gratis tidak selamanya harus seragam, tetapi dilaksanakan sesuai dengan prinsip otonomi daerah dan kemampuan daerah masing-masing," katanya.

Sementara itu, Bambang menambahkan, di tingkat provinsi juga ada yang telah melaksanakan pendidikan gratis ini. Mereka antara lain adalah DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur, Sumatera Selatan, Riau, Kepulauan Riau, Kalimantan Timur, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, dan Maluku.

Sumber: Antara

Hipertensi, Jangan Biarkan Ganggu Jantung


Oleh: A Fauzi Yahya
Hipertensi bukan sekadar peninggian tekanan darah, melainkan juga faktor risiko utama gangguan fungsi berbagai organ tubuh seperti otak, ginjal, dan jantung. Semakin tinggi tekanan darah, maka risiko kerusakan organ-organ tubuh semakin melonjak.

Setiap tahun, 7 juta orang di seluruh dunia meninggal akibat hipertensi. Problem kesehatan global terkait hipertensi dirasakan mencemaskan dan menyebabkan biaya kesehatan tinggi. Tahun 2000 saja hampir 1 miliar penduduk dunia menderita hipertensi. Jumlah ini diperkirakan akan melonjak menjadi 1,5 miliar pada 2025.

Dua pertiga penderita hipertensi hidup di negara miskin dan berkembang. Prevalensi hipertensi di Indonesia 31,7 persen. Artinya, hampir 1 dari 3 penduduk usia 18 tahun ke atas menderita hipertensi.

Sebagian besar penyebab hipertensi tak diketahui. Berbagai faktor terkait dengan genetik dan pola hidup, seperti aktivitas fisik yang kurang, asupan makanan asin dan kaya lemak, serta kebiasaan merokok dan minum alkohol berperan dalam hal ini.

Kebanyakan penderita hipertensi tidak merasakan keluhan apa pun. Hal inilah yang membuat banyak penderita mengabaikan lonjakan tekanan darah.

Masih banyaknya masyarakat dunia yang kurang menyadari ancaman hipertensi mengundang keprihatinan Liga Hipertensi Dunia, sehingga liga menetapkan setiap 17 Mei sebagai Hari Hipertensi Sedunia. Hal itu untuk menggugah kesadaran masyarakat global akan pentingnya mencegah dan mengendalikan tekanan darah.

Tema Hari Hipertensi Sedunia tahun ini ”Know Your Number and Target Your Blood Pressure” (Kenali Tekanan Darah Anda dan Kendalikan).
 
Hipertensi

Tekanan diperlukan untuk keajekan aliran darah yang membawa oksigen, nutrisi, dan hormon ke seluruh sel tubuh. Darah yang dipompa otot jantung menghasilkan tekanan sehingga dapat mengalir menyusuri pembuluh darah tubuh yang apabila dibentangkan, panjangnya diperkirakan sama dengan 100.000 kilometer atau jarak 2,5 kali mengitari bumi.

Tekanan darah selalu disebutkan dengan dua bilangan, misalnya 120/80. Angka 120 adalah tekanan sistolik, yaitu tekanan maksimal pembuluh darah saat jantung berkontraksi. Angka 80 adalah tekanan diastolik, yaitu tekanan darah minimal seusai jantung berkontraksi. Tekanan darah diukur dengan 1 mmHg.

Saat ini konsensus para ahli hipertensi menyebutkan, tekanan darah dipandang normal jika berada pada kisaran di bawah 120/80 mmHg. Anda dianggap menderita hipertensi bila tekanan darah 140/90 mmHg ke atas.

Semakin tinggi tekanan darah, semakin tinggi risiko. Kewaspadaan akan datangnya hipertensi memicu para ahli untuk membuat klasifikasi prehipertensi, yaitu tekanan darah sistolik pada 120-139 mmHg atau tekanan darah diastolik pada nilai 80-90 mmHg.

Hipertensi berpotensi menyebabkan berbagai gangguan jantung, seperti penyakit jantung koroner, gagal jantung, hingga gangguan irama jantung. Hasil penelitian Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menunjukkan, hampir setengah dari kasus serangan jantung dipicu oleh tekanan darah tinggi.

Tekanan darah yang terus meningkat dalam jangka panjang akan mengganggu fungsi endotel, sel-sel pelapis dinding dalam pembuluh darah. Disfungsi endotel mengawali proses pembentukan plak (kerak) yang dapat mempersempit pembuluh koroner, pembuluh yang menjadi jalur nutrisi dan energi bagi jantung. Akibatnya, pasokan zat esensial bagi kehidupan sel jantung terganggu. Pada keadaan tertentu, peninggian tekanan darah dapat meretakkan plak koroner, sehingga aliran darah tersumbat dan menyebabkan serangan jantung.

Penderita tekanan darah tinggi berisiko dua kali lipat menderita penyakit jantung koroner. Risiko penyakit jantung menjadi berlipat ganda apabila penderita tekanan darah tinggi juga menderita diabetes, hiperkolesterol, dan merokok.

Tidak hanya pembuluh koroner jantung yang terkena dampak hipertensi, tetapi juga otot jantung. Tekanan darah yang terus tinggi akan membebani otot bilik kiri jantung yang berfungsi sebagai pompa utama darah. Otot bilik kiri akan menebal sebagai kompensasi untuk mengatasi beban tekanan darah. Bila peninggian tekanan tak kunjung diatasi, fungsi pompa jantung akan menurun. Fungsi jantung yang lemah akibat hipertensi merupakan kondisi yang tak bisa dipulihkan. Obat-obatan hanya mampu mencegah progresivitas penurunan fungsi jantung itu.

Hipertensi juga dapat menyebabkan gangguan irama jantung (aritmia). Yang paling sering adalah atrial fibrillation, yaitu jenis irama jantung yang membuat serambi jantung bergetar tidak beraturan. Gangguan irama ini dapat memicu timbulnya gumpalan darah di dalam ruang-ruang jantung. Bila gumpalan darah terlepas, dapat menyumbat pembuluh darah otak dan mengakibatkan stroke.

Pencegahan-pengobatan

Pengobatan hipertensi kini dapat dilakukan lebih mudah dibanding sebelumnya. Tersedia berbagai jenis obat hipertensi sesuai beragam kondisi yang menyertai hipertensi.

Obat hipertensi yang baik tidak selalu mahal. Apalagi ada obat generik dengan harga relatif terjangkau. Karena hipertensi biasanya disertai faktor- faktor risiko lain, seperti hiperkolesterol dan diabetes, pengobatan faktor risiko penyerta penting untuk dilakukan.

Pada era mendatang, akan berkembang pengobatan hipertensi yang disebut farmakogenetik. Pada metode ini, obat- obatan yang diberikan akan disesuaikan dengan respons gen seseorang. Namun, obat tidak akan efektif bila tidak diiringi pola hidup sehat, yaitu makan rendah lemak, rendah garam, tinggi serat, berolahraga teratur, dan berhenti merokok.

A Fauzi Yahya Dokter Spesialis Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah RS Dr Hasan Sadikin/FK Universitas Padjadjaran dan Pengurus Pusat Perhimpunan Hipertensi Indonesia
 Sumber: Kompas, Sabtu 7 Mei 2011