Berdasarkan beberapa literatur yang mulai menguning, karena
usianya yang makin renta, yang tersudut di beberapa perpustakaan di Kudus, nama
itu ternyata menyimpan cerita unik. Belum lagi bahan kajian kesejarahan yang
didapat oleh pihak Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kudus, melalui Kasi
Kebahasaan, Kesenian, dan Nilai Tradisional (KKNT).
''Beberapa desa yang kami teliti, ternyata mengandung cerita
yang mungkin saja tidak banyak diketahui orang, apalagi generasi yang terlahir
belakangan ini,'' kata Giyono, yang mengepalai KKNT.
Ketika dirunut dari sejumlah sumber, misalnya dari sesepuh
desa, kata dia, nama Loram diperkirakan mempunyai hubungan dengan pohon bernama
lo, yang dulu sering digunakan untuk bertapa oleh penguasa kerajaan Majapahit
terakhir, Prabu Brawijaya, saat ia mengembara dan bersemedi di suatu tempat.
Di tempat itulah, ratusan tahun kemudian, orang melihat
pohon lo yang tumbuh besar, seperti raksasa, serta masih berdiri kukuh.
Mereka, warga desa tersebut, melihat sesuatu yang
ngeram-erami (mengherankan). Karena itu, kemudian mereka menyebutnya lo dan
ram, sehingga lama-lama daerah itu dikenal dengan nama Loram.
Sumber: Suara Merdeka
Sumber: Suara Merdeka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar