Batik Kudus adalah kerajinan yang memiliki nilai seni tinggi dan telah menjadi bagian dari budaya Indonesia, umumnya jawa dan khususnya daerah kudus dan sekitarnya. Orang-orang Jawa di masa lampau menjadikan keterampilan mereka dalam membatik sebagai mata pencaharian, sehingga di masa lalu pekerjaan membatik adalah pekerjaan eksklusif perempuan.
Batik Jawa mempunyai motif-motif yang berbeda-beda, termasuk batik kudus yang sekarang sedang berkembang. Pengakuan United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) terhadap batik Indonesia, membawa angin segar bagi industri batik nasional, tak terkecuali Batik Kudus. Batik Kudus memiliki akar sejarah yang sangat panjang dalam khazanah batik nasional.
Sejarah itu di antaranya tergores dalam batik motif Tiga Negeri. Motif batik ini memiliki sejarah yang sangat unik. Karena dalam proses pembuatannya, dilakukan di tiga negeri (daerah). Pemakaian warna dalam proses pembatikan di yang berbeda. Warna merah dilakukan di Lasem, biru dan violet di Kudus dan Pekalongan. Untuk warna Soga dan Hitam, dilakukan di Solo dan Jogja. Sejarah motif batik Tiga Negeri inilah, yang menegaskan, bahwa batik Kudus, memang memiliki sejarah yang sangat panjang dan diakui dalam dunia batik nasional.
Karya perajin pesisir batik asal Kudus, Jawa Tengah, ini lahir dari perpaduan kreasi perajin batik Pekalongan, Yogyakarta, dan Solo. Pada era 1940-an, pedagang Cina di Kudus mengundang perajin batik dari berbagai daerah untuk membuatkan batik khusus untuk mereka. Alhasil, kolaborasi dari perajin batik ini menghasilkan motif batik yang unik. Bagian dasar batik Kudus kental dengan sentuhan batik Yogyakarta dan Solo, sedangkan motif bunganya lekat dengan karakter batik Pekalongan.
Batik Kudus tidak hanya bermotif multikultur, warnanya pun sangat kaya, lantaran perpaduan budayanya. Batik Kudus memiliki pengaruh Arab (kaligrafi) lantaran Kudus berdekatan dengan Demak, yang identik dengan penyebaran ajaran Islam. Warna cokelat dan hitam juga memperkaya warna batik Kudus.
Berbagai motif kain otentik pada batik Kudus yang selama ini dikenal dengan batik peranakan yang halus dengan isen-isen rumit, seperti gabah sinawur, moto iwak, atau mrutu sewu. Batik ini berwarna sogan (kecokelatan) seperti umumnya batik Jawa Tengah. Namun, tentang corak, pilihannya beragam, mulai corak tombak, kawung, atau parang, yang dihiasi dengan buketan, pinggiran lebar (terang bulan), taburan kembang, kupu-kupu, atau burung dengan warna cerah, seperti merah.
Keunikan batik Kudus memiliki perkembangan warna dan motif yang indah. Seperti warna dan motif kupu-kupu, daun tembakau, yang dikembangkan bekerja sama dengan perajin Youke Yuliantaries.
Batik Kudus memiliki keunikan, yaitu paling sulit dikenali dan gayanya membingungkan. Hal inilah yang menjadi keunikan karena perbedaan serta keragaman budaya yang tecermin di motifnya. Batik Kudus selalu mempunyai dasar yang rumit, memiliki tingkat kehalusan tinggi dan unik di detailnya. Pembuatan batik tulis Kudus tidak selesai dalam waktu enam bulan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar