Plt. Bupati Kudus Hartopo mengapresiasi kemenangan SMP 3 Kudus dalam laga Final Gala Siswa Indonesia Oktober 2019 lalu.
Kiwari, minat sepak bola merambah kalangan yang lebih luas, yakni anak-anak dan remaja. Jika dulu anak-anak hanya jadi penonton orang dewasa, kini sepak bola mulai menghiasi angan dan cita mereka.
Semangat mereka memainkan bola mulai dicium negara. Melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, negara menghadirkan kompetisi Gala Siswa Indonesia untuk pelajar Sekolah Menengah Pertama.
Gala Siswa Indonesia mencari bibit muda pesepak bola hingga pelosok Nusantara. Kompetisi dibagi empat fase, yakni tingkat Kecamatan, tingkat Kabupaten/Kota, tingkat Provinsi, dan tingkat Nasional. Puluhan ribu pelajar terlibat. Sebanyak 2.511 tim harus berjibaku agar menjadi jawara.
Banyaknya peserta, tak menyurutkan asa tim SMP 3 Kudus besutan Cucun Sulistyo. Pertandingan demi pertandingan dilalui dengan daya juang tinggi. Hingga akhirnya tim SMP 3 Kudus berhasil menjadi jawara tingkat Kabupaten dan tingkat Provinsi serta berhak mewakili Provinsi Jawa Tengah.
Di tingkat Nasional, serentetan hasil manis dicapai. Mereka akhirnya sukses mengandaskan Provinsi Bali 1-0 saat laga Final Gala Siswa Indonesia di Stadion Soemantri Brojonegoro, Jakarta, Oktober 2019.
Atas kesuksesan tersebut, Plt. Bupati Kudus Hartopo terpana melihat perjuangan pelajar tim SMP 3 Kudus. Terlebih, tim SMP 3 Kudus berhak untuk mencicipi pelatihan sepak bola di Negeri Tirai Bambu, Jepang.
Mereka akan berlatih dan melakukan pertandingan melawan beberapa klub Jepang dalam waktu dekat. Hartopo pun tak sungkan untuk memuji kerja keras anak asuhan Cucun Sulistyo.
"Perjuangan anak-anak ini adalah buah dari kerja keras yakni latihan sepak bola. Tentu kepanasan sudah menjadi makanan sehari-hari. Maka, perlu disyukuri bisa juara dan akan bisa main di Jepang," ungkapnya saat acara santap siang di Pendopo Kabupaten Kudus, Selasa (14/1) siang.
Sebagai alumni SMP 3 Kudus, Hartopo juga mengapresiasi dukungan guru dan pihak sekolah. Tak lupa dukungan orang tua pelajar juga paling vital. Tanpa adanya dukungan orang tua, cita dan angan anak tak akan terwujud. Ibarat kata, ujung sehelai rambut pun akan dijual untuk kesuksesan anak. "Dukungan orang tua ini vital.
Anak-anak ini tidak akan pernah bisa juara tanpa dukungan orang tua. Ibarat kata, jual sehelai rambut pun dilakukan demi sang anak," tutupnya.
Sumber: Jateng Tribun News (15/01/2020)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar