(Berita Daerah-31/03/11), Batik adalah karya budaya yang mewakili identitas Indonesia di mata dunia. Dalam selembar kain batik, terpapar identitas budaya dan sejarah sebuah daerah atau kota. Ada ribuan jenis dan motif batik yang lahir dan berkembang di banyak daerah di Indonesia. Salah satunya adalah Batik Kudus.
Kota Kudus selama ini dikenal sebagai kota industri rokok kretek. Tidak banyak yang mengetahui bahwa di kota kecamatan yang terletak di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah ini, memiliki tradisi batik cukup tua yaitu Batik Kudus.
Kota Kudus selama ini dikenal sebagai kota industri rokok kretek. Tidak banyak yang mengetahui bahwa di kota kecamatan yang terletak di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah ini, memiliki tradisi batik cukup tua yaitu Batik Kudus.
Foto:rimbalaut/beritadaerah
Dalam upaya untuk melestarikan dan mengaktualisasikan batik kudus, Perkumpulan Rumah Pesona Kain, bekerja sama dengan Djarum Apresiasi Budaya menyelenggarakan kegiatan dengan tema "Pesona Batik Kudus".
“Program ini adalah wujud dukungan penuh Djarum Apresiasi Budaya terhadap upaya-upaya pengenalan, pengembangan dan pemeliharaan warisan luhur kebudayaan Indonesia, diantaranya batik kudus” ujar Renitasari, Program Director Bakti Budaya - Djarum Foundation kepada beritadaerah.com.
“Program ini adalah wujud dukungan penuh Djarum Apresiasi Budaya terhadap upaya-upaya pengenalan, pengembangan dan pemeliharaan warisan luhur kebudayaan Indonesia, diantaranya batik kudus” ujar Renitasari, Program Director Bakti Budaya - Djarum Foundation kepada beritadaerah.com.
Foto:rimbalaut/beritadaerah
Beragam kegiatan akan mewarnai peluncuran program "Pesona Batik Kudus" ini. “Pada kesempatan ini Perkumpulan Rumah Pesona Kain akan menampilkan batik Kudus hasil karya perajin Youke Yuliantaries & Frico Desriandi dengan perancang busana Barli Asmara, serta karya perajin Yuli Astuti dengan perancang busana Inne S. Nurbani. Acara ini selain menampilkan Batik Kudus dengan motif “Warna Warni Daun Tembakau”, juga menampilkan replika Batik Kudus Kuno. Untuk melengkapi acara ini juga diselenggarakan demonstrasi membatik, pameran dan bazaar batik Kudus, serta dihidangkan kuliner tradisional khas Kudus, “jelas Ketua Pembina Perajin Perkumpulan Rumah Pesona Kain, Ade Krisnaraga Syarfuan.
Selain mendukung pelaksanaan program "Pesona Batik Kudus", kontribusi Djarum Apresiasi Budaya terhadap pelestarian Batik Kudus dan pembinaan perajin Batik Kudus, dapat ditandai dalam event HUT PT. Djarum yang ke-60 pada tanggal 21 April 2011 nanti. Hari itu, sekitar 70.000 karyawan Djarum akan memakai busana dengan motif Batik Kudus.
Batik Kudus dipilih karena sangat unik, baik dalam warna maupun corak. “batik yang digunakan oleh seluruh karyawan PT. Djarum menggunakan motif kapal kandas, motif tersebut merupakan motif yang diambil dari sejarah kapal dampo awang milik sampokong yang kandas di gunung muria. Kapal tersebut membawa rempah-rempah yang berkhasiat sebagai obat-obatan yang sekarang tumbuh subur di gunung muria. Cengkeh, daun tembakau dan alat pelinting rokok sebagai simbol Kudus merupakan kota kretek,”ujar Yuli Astuti, perajin yang membuat desain batik karyawan PT. Djarum kepada beritadaerah.com.
Dikalangan pecinta kain, Batik Kudus dikenal sebagai batik peranakan yang halus dengan Isen-isen (isian dalam ragam pola utama) rumit sebagaimana umumnya batik Jawa Tengah. Diantara isen-isen yang dikenal dalam Batik Kudus adalah isen gabah sinawur, moto iwak, mrutu sewu dan lain sebagainya.
Selain mendukung pelaksanaan program "Pesona Batik Kudus", kontribusi Djarum Apresiasi Budaya terhadap pelestarian Batik Kudus dan pembinaan perajin Batik Kudus, dapat ditandai dalam event HUT PT. Djarum yang ke-60 pada tanggal 21 April 2011 nanti. Hari itu, sekitar 70.000 karyawan Djarum akan memakai busana dengan motif Batik Kudus.
Batik Kudus dipilih karena sangat unik, baik dalam warna maupun corak. “batik yang digunakan oleh seluruh karyawan PT. Djarum menggunakan motif kapal kandas, motif tersebut merupakan motif yang diambil dari sejarah kapal dampo awang milik sampokong yang kandas di gunung muria. Kapal tersebut membawa rempah-rempah yang berkhasiat sebagai obat-obatan yang sekarang tumbuh subur di gunung muria. Cengkeh, daun tembakau dan alat pelinting rokok sebagai simbol Kudus merupakan kota kretek,”ujar Yuli Astuti, perajin yang membuat desain batik karyawan PT. Djarum kepada beritadaerah.com.
Dikalangan pecinta kain, Batik Kudus dikenal sebagai batik peranakan yang halus dengan Isen-isen (isian dalam ragam pola utama) rumit sebagaimana umumnya batik Jawa Tengah. Diantara isen-isen yang dikenal dalam Batik Kudus adalah isen gabah sinawur, moto iwak, mrutu sewu dan lain sebagainya.
Foto:rimbalaut/beritadaerah
Batik Kudus juga dikenal dengan warna-warna sogan (kecoklatan) dengan corak tombak, kawung atau parang. Tetapi juga dihiasi dengan buketan (rangkaian bunga) dengan imbuhan pinggiran lebar, taburan kembang, kupu-kupu dan burung dengan warna-warna cerah seperti umumnya batik pesisiran.
Pengakuan dan pengukuhan UNESCO para Oktober 2009 yang menempatkan batik sebagai Budaya Tak Benda Warisan Manusia (Intangible Cultural Heritage of Humanity), menjadi momen bagi para pecinta batik untuk membangkitkan kembali tradisi batik di Kudus. Diantaranya seperti yang dilakukan oleh Perkumpulan Rumah Pesona Kain yang dalam dua tahun terakhir ini aktif melakukan pembinaan terhadap para perajin Batik Kudus, juga mempromosikan karya-karya Batik Kudus agar lebih dikenal dan diminati oleh masyarakat luas.
Disamping itu program pembinaan Perkumpulan Rumah Pesona Kain terhadap perajin Batik Kudus juga diwujudkan dengan membuka “Galeri Batik Kudus” di Jl. Garut No. 23, Menteng, Jakarta Pusat. “Galeri ini menampilkan beragam motif Batik Kudus. Lewat galeri ini diharapkan Batik Kudus semakin baik kualitasnya dengan harga yang terjangkau sehingga dikenal dan diapresiasi oleh para pecinta kain Indonesia,” ujar Miranti H. Serad Ginanjar, Pembina Perajin Batik Kudus Rumah Pesona Kain.
Pengakuan dan pengukuhan UNESCO para Oktober 2009 yang menempatkan batik sebagai Budaya Tak Benda Warisan Manusia (Intangible Cultural Heritage of Humanity), menjadi momen bagi para pecinta batik untuk membangkitkan kembali tradisi batik di Kudus. Diantaranya seperti yang dilakukan oleh Perkumpulan Rumah Pesona Kain yang dalam dua tahun terakhir ini aktif melakukan pembinaan terhadap para perajin Batik Kudus, juga mempromosikan karya-karya Batik Kudus agar lebih dikenal dan diminati oleh masyarakat luas.
Disamping itu program pembinaan Perkumpulan Rumah Pesona Kain terhadap perajin Batik Kudus juga diwujudkan dengan membuka “Galeri Batik Kudus” di Jl. Garut No. 23, Menteng, Jakarta Pusat. “Galeri ini menampilkan beragam motif Batik Kudus. Lewat galeri ini diharapkan Batik Kudus semakin baik kualitasnya dengan harga yang terjangkau sehingga dikenal dan diapresiasi oleh para pecinta kain Indonesia,” ujar Miranti H. Serad Ginanjar, Pembina Perajin Batik Kudus Rumah Pesona Kain.
(rimbalaut/RL/beritadaerah)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar